cek

Sabtu, 21 Mei 2016

Tata cara membaca gambar teknik dan memberi penunjukan ukuran pada gambar kerja

Gambar Teknik Mesin SMK N 3 METRO

Terdapat 6 inti bahasan utama yang harus dikuasai dalam mempelajari Gambar Teknik Mekanik, yaitu :
  1. Jenis-jenis garis
  2. Proyeksi
  3. Perspektif
  4. Potongan
  5. Penunjukkan ukuran
  6. Toleransi
Hal di atas mutlak diperlukan untuk bisa membaca, mengerti dan membuat gambar teknik mekanik dengan benar

1. JENIS-JENIS GARIS

1 Jenis-jenis garis dan pengunaannya
Dalam penggambaran teknik, digunakan beberapa jenis garis yang digunakan sesuai dengan maksud dan
tujuannya. Pada dasarnya, jenis-jenis garis dibagi menjadi 3 bentuk :
1. Garis nyata, yaitu garis kontinu
2. Garis gores, yaitu garis pendek-pendek dengan jarak antara
3. Garis bergores, yaitu garis gores panjang dengan garis gores pendek diantaranya
Selain bentuk, harus diperhatikan juga ketebalan garis yang digunakan. Berdasarkan tebalnya, garis dibagi menjadi dua jenis, yaitu garis tebal dan garis tipis, dengan masing-masing kegunaannya. Di bawah ini adalah contoh dari penggunaan variasi garis dan tabel keterangannya

Gambar 1
Contoh penggunaan variasi jenis garis
Tabel jenis-jenis garis dan penggunaannya
Contoh lain penggunaan garis

2. PROYEKSI

Proyeksi 2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam bentuk 2 dimensi, artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu sudut pandang, dan oleh sebab itu gambar proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua komponen ukuran , yaitu panjang dan lebar. Kekurangan satu elemen ukuran yang lain yaitu ukuran tinggi dikompensasi dengan di buatkan proyeksi dari sudut pandang yang lain yang dapat memperlihatkan ketinggian benda tersebut. Apabila benda yang hendak diproyeksikan memiliki kerumitan yang tinggi, tidak menutup kemungkinan gambar proyeksi yang dibuat menampilkan banyak sudut pandang. Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi diusahakan menampilkan sesedikit mungkin pandangan dengan memperhatikan faktor kerapian dan kemudahan pembacaan gambar.

Konsep proyeksi
Konsep proyeksi
Mengapa kita membutuhkan lebih dari satu pandangan ?
Dalam pembuatan gambar teknik, ada kalanya satu pandangan tidak mencukupi untuk menerjemahkan suatu benda ke dalam gambar proyeksi 2 dimensi. Perhatikan gambar contoh di bawah;

Gambar 6. Pandangan depan suatu benda
Gambar 7. Alternatif bentuk
Pada gambar 6 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi yang sama seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui dengan pasti bagaimana bentuk benda yang sebenarnya, kita harus menambah gambar proyeksi tersebut dengan mengambil sudut  pandang yang lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan atau lebih, tergantung dari tingkat kerumitan yang dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan dalam menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah buatlah pandangan sesedikit mungkin, dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan catatan keseluruhan gambar tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat gambar 3 pandangan dengan kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2 pandangan dengan kondisi yang sulit dibaca).

Gambar proyeksi
Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk menerjemahkan benda 3d (gambar 7) diperlukan paling sedikit 2 pandangan, bisa terdiri dari bermacam kombinasi pandangan, bisa tediri dari pandangan depan + pandangan samping, atau pandangan depan + pandangan atas, atau yang lainnya sepanjang semua informasi bentuk tercakup dalam gambar proyeksi tersebut.
Berikut ini adalah contoh-contoh proyeksi dari benda-benda sederhana, dilanjutkan dengan soal-soal latihannya :



Penguasaan gambar proyeksi diperlukan terutama untuk membuat gambar teknik, bukan untuk membaca gambar teknik, tetapi karena tingkat kesulitan dalam membuat gambar berada di bawah  tingkat kesulitan membaca gambar, maka pelajaran proyeksi sebaiknya dilakukan pada tahap awal pengajaran, untuk pendahuluan dalam pelatihan daya bayang dalam pembacaan bentuk gambar  3 dimensi (perspektif).
Sudut pandang proyeksi
Konsep lay out (tata letak) dalam penggambaran gambar teknik terdapat dua macam konsep, yang didasarkan pada sudut pandang gambar, yaitu :
1. Sudut pertama (1st angle) atau proyeksi Eropa

2. Sudut ketiga (3rd angle) atau proyeksi Amerika


Perhatikan gambar di bawah ;

Cara proyeksi berdasarkan kwadran
“Kamar-kamar” yang terbentuk dari potongan bidang proyeksi tersebut disebut kwadran, yang berarti masing-masing kamar dinamakan kwadran pertama, kwandran kedua sampai keempat, apabila benda diletakkan pada kwadran pertama dan diproyeksikan pada bidang proyeksi di dalamnya, maka cara seperti ini disebut cara pandang (cara proyeksi) kwadran pertama (atau sudut pertama), demikian juga halnya apabila benda diletakkan pada kwadran ketiga dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksinya, maka cara tersebut dinamakan cara pandang sudut ketiga. Secara konsep, proyeksi sudut kedua dan keempat pun bisa digunakan, tetapi pada prakteknya yang sekarang ini digunakan hanyalah proyeksi sudut pertama dan ketiga.
Cara proyeksi sudut pertama
Benda seperti yang tampak pada gambar 12a diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi seperti pada gambar 12b. Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis penglihatan A, dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi benda tergambar sebagai titik atau garis pada bidang proyeksi. Pada gambar 12b tampak juga proyeksi benda pada bidang bawah menurut arah B, menurut arah C pada bidang proyeksi sebelah kanan , menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E pada bidang proyeksi atas, dan menurut arah F pada bidang depan. Setelah terbentuk semua proyeksi (gambar 12b), bentangkan semua bidang proyeksi menjadi bidang-bidang 2 dimensi (gambar 13a).
Gambar 12a                                                                               Gambar12b

Gambar 13a                                                                         Gambar 13b
Susunan gambar proyeksi harus sedemikian rupa sehingga pandangan depan A sebagai patokan, pandangan atas B terletak dibawah, pandangan kiri C terletak di kanan, pandangan kanan D terletak disebelah kiri, pandangan bawah E terletak diatas, dan pandangan belakang F boleh ditempatkan disebelah kiri atau kanan. Hasil selengkap dapat di lihat pada Gambar 13b.
Dalam gambar, garis-garis tepi yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan garis-garis proyeksi tidak digambar.
Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga “Cara E” karena cara ini telah banyak dipergunakan dinegara-negara Eropa seperti Jerman, Swiss, Prancis, Rusia dsb.
Cara proyeksi sudut ketiga
Benda yang akan digambar diletak dalam peti dengan sisi-sisi tembus pandang sebagai bidang-bidang proyeksi, seperti pada gambar 14a. Pada tiap-tiap bidang proyeksi akan tampak gambar pandangan dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan oleh anak panah.
Pandangan depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan lain diproyeksikan pada bidang proyeksi lainnya menuerut gambar 14a, Sisi peti dibuka menjadi satu bidang proyeksi lainnya menurut gabar 14b. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar 14c. Dengan pandangan A sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di atas, pandangan kiri C diletakkan di kiri, pandangan kanan D diletakkan di kanan, pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan belakang F dapat diletakkan di kiri atau kanan. Susunan proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut ketiga, dan disebut juga “Cara A” karena cara ini telah dipakai di Amerika.Negara-negara lain yang banyak mempergunakan cara ini adalah Jepang, Australia, Canada dsb.

Benda kerja                                                                             Hasil proyeksi

Susunan gambar hasil proyeksi
3. PERSPEKTIF
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang merupakan hasil terjemahan dari gambar 2 dimensi, jadi merupakan kebalikan dari gambar proyeksi. Membuat gambar perspektif relatif lebih sulit dibandingkan dengan menggambar proyeksi. Kesulitan pertama adalah menggabungkan seluruh pandangan yang ada sehingga kita bisa membayangkan bentuk benda yang sebenarnya. Kesulitan kedua adalah, walaupun kita sanggup membayangkan bentuk perspektif dari benda tersebut di pikiran kita, seringkali kita kesulitan dalam menggambarkan bentuk tersebut di atas kertas. Menerjemahkan hasil pembacaan kita ke atas kertas memang tidak mutlak harus dilakukan, tetapi akan sangat membantu apabila kita sanggup melakukannya.
Kemampuan untuk membaca gambar (membayangkan perspektif) lebih banyak diperlukan secara umum daripada kamampuan membuat gambar (membayangkan proyeksi). Kemampuan membuat gambar diperlukan hanya terbatas utuk orang-orang yang tugasnya memang membuat/mencipta gambar teknik, seperti misalnya drafter, designer, atau copies. Tetapi kemampuan membaca gambar diperlukan oleh lebih banyak orang yang tugasnya berkaitan dengan bidang engineering. Oleh karenanya pelatihan gambar perspektif harus dilakukan secara intensif. Teori pada pokok bahasan perspektif ini sangatlah sedikit (untuk tahap dasar), sehingga metoda pelatihan yang terbaik adalah dengan dengan banyak mengerjakan latihan-latihan soal.  Di bawah ini adalah beberapa contoh aplikasi gambar perspektif, pelajari dengan baik, kemudian kerjakan latihan soal-soal pada halaman paling belakang

Proyeksi                                                         Perspektif

Keterangan :             PD (pandangan depan), PS (pandangan samping), PA (pandangan atas)

Contoh gambar perspektif
4. GAMBAR POTONGAN
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga–rongga didalamnya. Untuk menggambarkan bagian–bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis–garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan secara taat asas, maka akan dihasilkan sebuah gambar yang rumit sekali dan susah dimengerti. Bayangkan saja jika sebuah lemari roda gigi harus digambar secara lengkap! Untuk mendapatkan gambaran dari bagian–bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi dibuang. Gambar demikian disebut gambar potongan, atau disingkat dengan potongan.
Gambar pada gambar 16a memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi. Gambar 16b memperlihatkan cara memotongnya, dan gambar 16c sisa bagian depan setelah bagian yang menutupi disingkirkan. Gambar sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan (gambar 16d. Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal.
Dalam hal–hal tertentu bagian–bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan,  maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis gores.

Gambar 16. Penjelasan Mengenai Potongan
Cara–Cara Membuat Potongan
Potongan Dalam Satu Bidang
(1) Potongan Oleh Bidang Potong Melalui Garis Sumbu Dasar
Jika bidang potongan melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan utama (gambar 17a)
(2) Potongan Yang Tidak Melalui Garis Sumbu Dasar
Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya (gambar 17b).

Gambar 17a                                                                                           Gambar 17b
Potongan melalui garis sumbu dasar                                                   Potongan tidak melalui garis sumbu dasar
Potongan Oleh lebih dari satu bidang
(1)   Potongan Meloncat
Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu, potongan–potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada gambar 18a diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong A-A. sebenarnya bidang potongannya terdiri atas dua bidang, yang dalam hal ini akan disatukan. Potongan demikian dinamakan potongan meloncat.
(2)   Potongan oleh dua bidang berpotongan
Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang proyeksi pertama. Gambar 18b menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar potongan demikian.
(3)   Potongan pada bidang berdampingan
Potongan pada pipa berbentuk seperti gambar 18c dapat dibuat dengan bidang–bidang yang berdampingan melalui garis sumbunya.
gambar 18a                                  gambar 18b                                       gambar 18c
Pot. meloncat                   Pot.  dua bidang menyudut         Pot. bidang berdampingan
Potongan Separuh
Bagian–bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya lagi sebagai pandangan (gambar 19). Dalam gambar ini garis–garis yang tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi. Karena sudah jelas pada gambar potongan.
Gambar 19. Potongan separuh
Potongan Setempat
Kadang–kadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi, misalnya benda pada gambar 20a. Gambar–gambar 20b dan 20c  memperlihatkan gambar  yang dipotong setempat dan potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan pada bagian–bagian yang tidak boleh dipotong (gambar 20d).


gambar 20a                                                                          gambar 20b
gambar 20c.  Potongan penuh                                                 gambar 20d
Bagian-bagian yang tidak boleh dipotong
Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong, yaitu :
Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.
Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis tipis miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Arsiran dari 2 bagian yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.

5. PENUNJUKKAN UKURAN
Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :
  1. Jenis ukuran (berdasarkan obyek yang di beri ukuran)
  2. Datum
  3. Peraturan-peraturan dalam memberikan ukuran
Untuk memudahkan pemahaman, jenis ukuran dibagi dua, yaitu ukuran bentuk dan ukuran posisi.
Ukuran bentuk yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek, termasuk di dalamnya ukuran diameter, radius, dan lain-lain. Sedangkan ukuran posisi adalah ukuran yang menunjukkan jarak obyek tersebut dari suatu bidan referensi tertentu (datum). Contoh ukuran bentuk : Obyek kotak segi empat akan memiliki ukuran bentuk panjang dan lebar, lingkaran akan memiliki ukuran bentuk diameter atau radius, segitiga akan memiliki ukuran bentuk panjang dan tinggi atau panjang dan sudut, dan lain-lain.
Gambar 21. Contoh ukuran bentuk
Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih dahulu. Datum adalah bidang referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis, ataupun bidang pada suatu benda. Penentuan datum ini didasarkan oleh hal-hal berikut ini :
  1. Fungsi dari benda
  2. Kemudahan pengerjaan
  3. Kemudahan perakitan

Gambar 22. Contoh Datum
Aturan-aturan dalam pemberian ukuran :
  1. Ukuran harus cukup jelas untuk bisa dibaca dengan mudah
  2. Hindari pemberian ukuran ganda
  3. Usahakan untuk menempatkan ukuran diluar area benda
  4. Pastikan angka ukuran dan garis panahnya tidak ditabrak oleh garis yang lain

Gambar 23. Contoh cara penunjukkan ukuran yang benar
Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran, artinya penunjukkan ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar yang berarti membuat gambar menjadi lebih lapang dan mudah dibaca. Selain itu dengan efisiensi ukuran, gambar benda yang ditampilkan bisa lebih besar (skala), dan pembacaan akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan dengan tanpa mengurangi fungsi dari ukuran itu sendiri.
Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk penyederhanaan ukuran yang distandardkan oleh ISO.

Gambar 24. Contoh gambar penyederhanaan ukuran
6. TOLERANSI
Pada Gambar Teknik, kita mengenal  ada beberapa 2 macam toleransi, antara lain
1. Toleransi bentuk dan Posisi
Yang dimaksudkan dengan toleransi bentuk dan posisi  adalah, batasan-batasan penyimpangan bentuk atau posisi benda kerja yang diizinkan
2. Toleransi ukuran.
Yang dimaksud dengan toleransi ukuran adalah batasan-batasan penyimpangan ukuran yang diperbolehkan pada suatu benda kerja.
Pada artikel ini kita hanya akan membahas Toleransi ukuran, yang memang banyak kita lihat dan kita pakai sehari-hari. Toleransi ukuran terbagi lagi atas beberapa jenis:
  • Toleransi Umum
  • Toleransi Khusus
  • Toleransi Suaian

Toleransi Umum
Toleransi umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua ukuran yang terdapat pada gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi angka toleransi secara khusus. Dengan kata lain, ukuran yang tidak diikuti oleh harga toleransi berarti mengikuti harg atoleransi umum yang berlaku.
Contoh :

Gambar 25. Contoh toleransi umum
Toleransi Khusus
Toleransi khusus adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan diletakkan langsung setelah angka nominalnya.

Gambar 26. Contoh toleransi khusus

Toleransi Suaian
Biasanya toleransi suaian dipakai pada benda kerja yang berpasangan, seperti misalnya Poros dan As. Untuk toleransi ini biasanya menggunakan symbol Huruf, untuk lubang biasanya menggunakan huruf Kapital / Huruf besar, sedangkan untuk poros menggunakan huruf kecil.
Untuk mudahnya, toleransi suaian ini kita jelaskan dengan mengaplikasikannya pada bentuk lubang dan poros yang berpasangan satu sama lain. Harga toleransi suaian yang dicantumkan menentukan keadaan kelonggaran antara lubang dan poros tersebut. Keadaan suaian dibagi menjadi 3 jenis :
  • Suaian longgar (clearance fit)
Harga toleransi  yang menghasilkan keadaan longgar antara lubang dan poros
  • Suaian luncur (sliding fit)
Harga toleransi yang menghasilkan keadaan luncur/halus antara lubang dan poros.m Pada keadaan           ini, antara poros dan lubang nyaris tanpa kelonggaran, gap yang tercipta antara lubang dan poros        berkisar antara 0.002-0.02mm (tergantung dari ukuran nominal lubang-poros).
  • Suaian sesak (interference fit)
Harga toleransi yang meghasilkan keadaan sesak antara lubang dan poros. Pada keadaan ini ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang, yang memerlukan usaha tersendiri untuk memasang poros ke lubang tersebut (menggunakan tenaga manusia dibantu alat ketok, menggunakan mesin press, menggunakan metoda pemanasan lubang, dsb).
Ukuran yang menggunakan harga toleransi suaian mencantumkan angka nominal, simbol toleransi dan angka toleransinya yang ditulis di dalam kurung (angka ini dituliskan hanya apabila diperlukan, misalnya pihak pengguna gambar tidak memiliki table standar suaian ISO).
Khusus pada gambar susunan, angka nominal dari benda harus mencantumkan harga toleransi untuk kedua  benda, lubang maupun poros.

Gambar 27. Contoh penulisan angka toleransi

Sabtu, 14 Mei 2016

tombol pintas di autodesk inventor pro



TOMBOL CEPAT KEYBOARD PADA AUTODESK INVENTOR PROFESSIONAL
STUDENT VERSION CADD
MECHANICAL ENGINEERING
Shortcut Commands by Category
Below, you'll find an abbreviated list of commands that can be used on Inventor.
Assembly
ALT-DRAG MOUSE
MATE CONSTRAINT / Applies a mate constraint.
CTRL-H
REPLACE COMPONENT / Replaces one assembly component with another component.
SHIFT-TAB
PROMOTE / Removes a part from a subassembly and makes it an individual part in the parent assembly.
CTRL-D
OPEN DRAWING / Opens drawing.
ALT-T
TOGGLE TRANSPARENT STATE / Toggles transparency.
ALT-V
VISIBILITY / Changes the visibility of an assembly component in the graphics window.
Drawing Manager
CTRL-SHIFT-N
NEW SHEET / Inserts a new drawing sheet.
CTRL-SHIFT-T
LEADER TEXT / Adds notes with leader lines to a drawing.
ALT-C
CREATE DRAWING VIEW / Creates a new drawing view.
General
CTRL-A
SELECT ALL / Selects everything on the
screen.
CTRL-C
COPY / Copies selected items.
CTRL-F
FIND / Presents the Find Part Sketches
dialog box in part files; opens the Find
Assembly Components dialog box in
assembly files.
CTRL-N
NEW / Displays the New File dialog box.
CTRL-O
OPEN / Displays the Open dialog box,
to open an existing file.
CTRL-P
PRINT / Displays the Print dialog box.
CTRL-S
SAVE / Displays the Save As dialog box.
CTRL-V
PASTE / Pastes a cut or copied item from
one location to another.
CTRL-X
CUT / Cuts selected items.
CTRL-Y
REDO / Redoes previously undone
commands.
CTRL-Z
UNDO / Undoes the effects of commands.
DELETE
DELETE / Removes the selected item from
the model or drawing.
F2
RENAME / Rename browser node. Browser node must
be selected, then use F2 to enter rename mode.
QUIT
EXIT / Quits the application; prompts to
save documents.
SHIFT-RIGHT MOUSE CLICK
SELECT / Activates the select command
menu.
Part
CTRL-SHIFT-K
CHAMFER / Activates the Chamfer tool.
CTRL-SHIFT-L
LOFT / Activates the Loft tool.
CTRL-SHIFT-M
MIRROR / Activates the Mirror tool.
Placed Features
CTRL-SHIFT-O
CIRCULAR PATTERN / Opens the Circular Pattern dialog box.
CTRL-SHIFT-R
RECTANGULAR PATTERN / Opens the Rectangular Pattern dialog box.
CTRL-SHIFT-S
SWEEP / Activates the Sweep tool.
Sketch
=
EQUAL / Constrains curves to equal radius or length.
F7
SLICE GRAPHICS / Slices away temporarily the portion of the model that obscures the plane.
F8
SHOW ALL CONSTRAINTS / Displays all constraints.
F9
HIDE ALL CONSTRAINTS / Hides all constraints.
CTRL-R
ORTHO MODE / Toggles Ortho Mode (3D Sketch only).
CTRL-D
DYNAMIC DIMENSION / Toggles Dynamic Dimension (3D Sketch only).
CTRL-SHIFT-P
SNAP OBJECT / Toggles object snap on and off (3D Sketch only).
CTRL-I
INFER CONSTRAINTS / Toggles apply constraints on and off.
Tools
ALT-F8
MACROS / Opens the Macros dialog box.
ALT-F11
VISUAL BASIC EDITOR / Launches the Microsoft Visual Basic Editor.
ALT-A
Switch browser pane forward.
ALT-S
Switch browser pane backward.
ESC
CANCEL / Closes the active tool.
F1
HELP / Opens the Inventor help files.
View
ALT-.
USER WORK POINTS VISIBILITY / Makes work points visible.
ALT-]
USER WORK PLANE VISIBILITY / Makes work planes visible.
ALT-/
USER WORK AXES VISIBILITY / Makes work axes visible.
CTRL-.
ORIGIN POINTS VISIBILITY / Makes the default origin points visible.
CTRL-]
ORIGIN PLANE VISIBILITY / Makes the default origin planes visible.
CTRL-/
ORIGIN AXES VISIBILITY / Makes the default origin axes visible.
CTRL-0
TOGGLE SCREEN / Toggles screen.
CTRL-SHIFT-E
DEGREES OF FREEDOM / Displays degrees of freedom.
CTRL-SHIFT-Q
IMATE GLYPH / Activates the iMate Glyph tool.
CTRL-W
STEERING WHEELS / Displays the Steering Wheel view tool.
END
ZOOM SELECTED / Zooms in on a specifically selected item.
F2
PAN / Views areas of the graphics window. (You must hold the [F2] key down.)
F3
ZOOM SELECTED / Realtime zoom in and out of the graphics window. (You must hold the [F3] key down.)
F4
ROTATE / Rotates objects in the graphics window.
F5
PREVIOUS VIEW / Returns to the last display.
F6
HOME VIEW / Rotates objects in the graphics window into an isometric orientation.
F10
SKETCH VISIBILITY / Makes sketches visible.
HOME
ZOOM ALL / Zooms to the extents of all objects in the graphics window.
PAGE UP
LOOK AT / Looks at a selected entity.
SHIFT-F3
ZOOM WINDOW / Zooms to the area you define with a window.
SHIFT-F5
NEXT VIEW / Advances to the next view.
SHIFT-MIDDLE MOUSE CLICK
ROTATE / Rotates a model.
Work Features
;
GROUNDED WORK POINT / Creates a grounded work point and activates the 3D Move/Rotate tool.
/
WORK AXIS / Creates a new work axis.
]
WORK PLANE / Creates a new work plane.
.
WORK POINT / Creates a new work point.
Multi-Character Command Aliases
Below, you'll find an abbreviated list of commands that can be used on Inventor.
Annotation
BA
UTO BALLOON / Creates one or more item balloons used to identify components in drawing views.
CAT
CATERPILLAR / Adds a weld caterpillar annotation.
CB
CENTERLINE BISECTOR / Adds a centerline bisector.
CL
CENTERLINE / Adds a centerline.
CM
CENTER MARK / Adds a center mark.
DI
DATUM IDENTIFIER SYMBOL / Adds a datum identifier symbol.
EF
END FILL / Adds a weld end fill annotation in a drawing view or on a 3D weld bead to represent the hatched or filled region indicating the end of a weld bead.
F
FEATURE CONTROL FRAME / Places a feature control frame in drawing files.
FI
FEATURE IDENTIFIER SYMBOL / Adds a feature identifier symbol.
HTF
HOLE TABLE-FEATURES / Selects feature set (all punch center instances from a single feature).
HTS
HOLE TABLE-SELECTION / Selects recovered punch centers individually.
HTV
HOLE TABLE-VIEW / Adds a hole table to a view.
LE
LEADER TEXT / Adds notes with leader lines to a drawing.
PL
PARTS LIST / Creates a parts list.
RT
REVISION TAG / Adds revision tags to a drawing.
RTB
REVISION TABLE / Creates a revision table.
ST
SURFACE TEXTURE SYMBOL / Adds a surface texture symbol.
SY
SYMBOLS / Adds sketched symbols to a drawing sheet.
T
TEXT / Activates the text tool in a drawing file.
TB
TABLE / Creates a table. WS WELDING SYMBOL / Provides annotation and acts as a grouping mechanism by referencing multiple beads with a single welding symbol.
Assembly
C
CONSTRAINTS / Adds an assembly constraint.
CO
COPY COMPONENTS / Creates a copy of the component.
G
ROTATE COMPONENT / Activates the Rotate tool.
IA
ANALYZE INTERFERENCE / Analyzes assemblies for interference.
MI
MIRROR COMPONENTS / Creates a mirror component.
N
CREATE COMPONENT / Displays the Create In-Place Component dialog box.
P
PLACE COMPONENT / Places a component in the current assembly.
PC
PATTERN COMPONENT / Selects one or more components to include in the pattern.
RA
REPLACE ALL / Replaces all occurrences of the component in the current assembly.
V
MOVE COMPONENT / Activates the Move Component command.
Cable & Harness
AR
AUTOMATIC ROUTE / Automatically routes one or more selected wires into segments based on the shortest path through the network and the segment opening that is closest to the wire start and endpoints.
BR
CHECK BEND RADIUS / Checks for bends that do not meet the specified minimum bend radius on segments, and routed and unrouted wires and cables in the active harness assembly.
BS
BROKEN SKETCH ENTITY / Sets the start point and endpoint for the length to remove from the cable, wire, or segment.
CA
CONNECTOR AUTHORING / Adds Cable and Harness-specific data to complete the definition of connectors for use in Cable and Harness.
CC
CREATE CABLE / Creates a cable containing multiple wires that are connected or terminated to selected pins within a harness assembly.
CF
CREATE FOLD / Creates fold.
CR
CREATE RIBBON CABLE / Creates a ribbon cable between a start and end connector.
CS
CREATE SEGMENT / Creates a harness segment.
CV
PLACE CONNECTOR VIEWS / Places connector views.
CW
CREATE WIRE / Creates a wire between selected pins within a harness assembly.
E
EDIT / Edits nailboard sketch.
EH
EXPORT HARNESS DATA / Exports harness data.
F
FAN IN / Collapses wire stubs on top of one another to reduce the detail or clutter in nailboard documentation.
FO
FAN OUT / Equally distributes wire stubs about the endpoint of a segment using the specified angle and sorting direction.
HA
CREATE HARNESS / Adds the harness subassembly to an assembly file with the specified name and location, and displays the Cable and Harness tab.
HD
HARNESS DIMENSION / Adds a driven, aligned dimension between 2 points.
HP
HARNESS PROPERTIES / Custom properties of harness components.
IH
IMPORT HARNESS DATA / Imports harness data.
L
CABLE & HARNESS LIBRARY / Adds new library definitions, and modifies, copies, and deletes existing library definitions for harness objects such as wires, cables, raw ribbon cables, and virtual parts.
NB
NAILBOARD / Specifies the harness assembly and setup to create or edit a nailboard view.
P
PIVOT / Fixes segment points so you can drag the selected segment relative to that fixed point.*
P
PLACE PIN / Places a pin.* PD PROPERTY DISPLAY / Displays properties for the selected objects.
PG
PLACE PIN GROUP / Automatically places multiple pins with the specified naming, configuration, and orientation on a part.
RG
REPORT / Process reports for the active harness assembly.
RH
REVIEW HARNESS DATA / Reviews harness data.
RT
ROUTE / Routes cables and wires manually.
RW
RECONNECT WIRE PINS / Reconnects wire pins.
SP
CREATE SPLICE / Creates a splice.
TB
TABLE / Creates a table.
U
UNROUTE / Unroutes selected wires from selected segments.
V
ASSIGN VIRTUAL PARTS / Assigns virtual parts.
Dimension
BD
BASELINE DIMENSION / Adds baseline dimensions.
BN
BEND NOTES / Creates or edits a bend note.
CN
CHAMFER NOTE / Adds a chamfer note to a drawing view.
D
GENERAL DIMENSION / Adds a dimension to a sketch or drawing.
HN
HOLE/THREAD NOTES / Adds a hole or thread note with a leader line.
O
ORDINATE DIMENSION SET / Activates the Ordinate Dimension Set command.
OD
ORDINATE DIMENSION / Adds an ordinate dimension.
PN
PUNCH NOTES / Creates a punch note.
Drawing Manager
AV
AUXILIARY VIEW / Places an auxiliary view by projecting from an edge or line in a parent view.
B
BALLOON, BOM / Activates the Balloon tool or displays the BOM Properties dialog box, depending on the work environment.
BV
BASE VIEW / Creates a base view. BRV BREAK / Creates a broken, foreshortened view.
BO
BREAK OUT / Removes a defined area of material to expose obscured parts or features in an existing drawing view.
CR
CROP / Use to set boundary type and visibility of crop cut lines for crop operations.
DV
DETAIL VIEW / Provides circular and rectangular shapes of detail profile.
PV
PROJECTED VIEW / Creates a projected view.
RD
RETRIEVE DIMENSIONS / Retrieves model dimensions in a drawing.
SV
SECTION VIEW / Creates a section view.
Dynamic Simulation
AVI
PUBLISH MOVIE / Creates AVI animation.
CC
CONVERT ASSEMBLY CONSTRAINTS / Converts assembly constraints.
CSA
PUBLISH TO STUDIO / Creates studio animation.
DM
DYNAMIC MOTION / Dynamic part motion.
F
FORCE / Applies force on the selected objects.
FEA
EXPORT TO FEA / Exports to FEA.
J
INSERT JOINT / Inserts joint.
MS
MECHANISM STATUS AND REDUNDANCIES / Provides model status information and guides you through the process of repairing redundant constraints.
OG
OUTPUT GRAPHER / Displays graphs and numerical values of all the input and output variables in a simulation during and after the simulation completes.
RF
REFERENCE FRAME / Creates a Reference Frame from the input provided.
SET
DYNAMIC SIMULATION SETTINGS / Sets options that apply to the entire Dynamic Simulation session.
TO
TORQUE / Applies torque on the selected objects.
TR
TRACE / Creates the absolute or relative kinematic values (trajectory, velocity, and acceleration) of one or more points placed anywhere on a component.
UF
UNKNOWN FORCE / Calculates the required force, torque, or jack to keep a mechanism in static equilibrium for a given position
Frame Analysis
A
ANIMATE RESULTS / Animates the selected simulation results.
AM
AXIAL MOMENT / Adds an axial moment.
B
PROBE / Displays the simulation results for a specific point on the model.
BC
BOUNDARY CONDITIONS / Toggles display of all boundary conditions.
BD
BEAM DETAIL / Displays detailed results (diagrams, tables) for the selected beams of a structure.
BM
BENDING MOMENT / Applies the bending moment to the selected beam.
C
CREATE SIMULATION / Creates a simulation.
CB
COLOR BAR / Edits color bar.
CL
CONTINUOUS LOAD / Applies and distributes uniform load along the beam you select.
D
DIAGRAM / Adds custom user diagram.
EX
EXPORT / Exports to robot structural analysis.
F
FORCE / Applies a force of the specified magnitude to the selected faces, edges, or vertices.
FL
FLOATING PINNED CONSTRAINT / Adds floating pinned constraint.
LB
BEAM LABELS / Toggles display of beam labels.
LN
NODE LABELS / Toggles display of node labels.
LP
PROBE LABELS / Toggles visibility of probe labels.
LS
LOCAL SYSTEMS / Toggles display of beam local systems.
LV
LOAD VALUES / Toggles display of load values.
MA
BEAM MATERIALS / Enables you to change the material of the beam.
MO
MOMENT / Applies the general moment to the selected beam.
N
NO SHADING / Turns off the Shaded Results display.
P
BEAM PROPERTIES / Provides physical and engineering properties of a frame member, and enables you to customize the data.
PN
PINNED CONSTRAINT / Applies pinned constraint when no displacement and free rotation is allowed on beam or node.
R
REPORT / Generates a report.
RE
RELEASE / Assigns a release of specified degrees of freedom to a selected beam in a structure.
RL
RIGID LINK / Enables you to define a rigid link between selected nodes in a frame structure.
S
SIMULATE / Runs a simulation.
X
FIXED CONSTRAINT / Applies a fixed constraint on selected faces, edges, or vertices.
Mold Design
2D
2D DRAWING / Creates one or more drawing documents.
AM
ANIMATE RESULTS / Animates the selected simulation results.
AO
ADJUST ORIENTATION / Prompts the Adjust Orientation dialog box.
AP
ADJUST POSITION / Prompts the Adjust Position dialog box.
AR
AUTO RUNNER SKETCH / Creates an auto runner sketch.
AU
MOLD BASE AUTHOR / Assigns component attributes before inserting a user defined mold base.
BC
BRIDGE CURVE / Connects curves by G2 continuity.
BL
MOLD BOOLEAN / Integrates the interference checking function and the Boolean calculation.
BR
BOUNDED RUNOFF SURFACE / Creates a runoff surface.
CC
COOLING CHANNEL CHECK / Checks cooling channels for safety, interference, and distance between cooling system segments.*
CC
PLACE CORE AND CAVITY / Places or deletes imported core and cavity.*
CD
CORE/CAVITY / Core/Cavity design and analysis environment.
CH
COOLING CHANNEL / Creates a cooling channel.*
CH
CREATE HEEL / Creates one or more heels on an insert.*
CI
CREATE INSERT / Creates an insert.
CM
COMBINE CORES AND CAVITIES / Creates, edits, or deletes a combined core or cavity.
CP
PLACE CORE PIN / Places a core pin into a mold.
CS
COOLING COMPONENT / Specifies the components that conduct the coolant through the cooling channels.
CW
COLD WELL / Defines the cold wells that are at the end of the sprue or on a runner.
DW
DEFINE WORKPIECE SETTING / Enables you to generate a rectangular or cylindrical workpiece, which is the precondition for generating the core and cavity.
EJ
EJECTOR / Creates an ejector pin to eject a plastic part.
EM
EDIT MOLDABLE PART / Edits a moldable part.
ES
USE EXISTING SURFACE / Creates, edits, or deletes the existing patching or runoff surface.
Mold Design
2D
2D DRAWING / Creates one or more drawing documents.
AM
ANIMATE RESULTS / Animates the selected simulation results.
AO
ADJUST ORIENTATION / Prompts the Adjust Orientation dialog box.
AP
ADJUST POSITION / Prompts the Adjust Position dialog box.
AR
AUTO RUNNER SKETCH / Creates an auto runner sketch.
AU
MOLD BASE AUTHOR / Assigns component attributes before inserting a user defined mold base.
BC
BRIDGE CURVE / Connects curves by G2 continuity.
BL
MOLD BOOLEAN / Integrates the interference checking function and the Boolean calculation.
BR
BOUNDED RUNOFF SURFACE / Creates a runoff surface.
CC
COOLING CHANNEL CHECK / Checks cooling channels for safety, interference, and distance between cooling system segments.*
CC
PLACE CORE AND CAVITY / Places or deletes imported core and cavity.*
CD
CORE/CAVITY / Core/Cavity design and analysis environment.
CH
COOLING CHANNEL / Creates a cooling channel.*
CH
CREATE HEEL / Creates one or more heels on an insert.*
CI
CREATE INSERT / Creates an insert.
CM
COMBINE CORES AND CAVITIES / Creates, edits, or deletes a combined core or cavity.
CP
PLACE CORE PIN / Places a core pin into a mold.
CS
COOLING COMPONENT / Specifies the components that conduct the coolant through the cooling channels.
CW
COLD WELL / Defines the cold wells that are at the end of the sprue or on a runner.
DW
DEFINE WORKPIECE SETTING / Enables you to generate a rectangular or cylindrical workpiece, which is the precondition for generating the core and cavity.
EJ
EJECTOR / Creates an ejector pin to eject a plastic part.
EM
EDIT MOLDABLE PART / Edits a moldable part.
ES
USE EXISTING SURFACE / Creates, edits, or deletes the existing patching or runoff surface.
ET
EXTEND RUNOFF SURFACE / Extends runoff surface.
F
FINISH CORE/CAVITY / Activates core and cavity environment.
GC
GENERATE CORE AND CAVITY / Creates the required files for the core and cavity.
GP
GATE LOCATION / Sets gate locations.
GT
GATE / Adds a gate.
JM
JOB MANAGER / Monitors the progress of analyses and, if necessary, stops an analysis.
LA
LIFTER / Places a lifter assembly into the mold so the mold can open and close smoothly.
LR
LOCATING RING / Creates a locating ring.
MB
MOLD BASE / Provides the tools to create a mold base.
MF
MOLD FILL ANALYSIS / Predicts the thermoplastic polymer flow inside the mold during the filling phase.
MP
PART PROCESS SETTINGS / Determines the optimum mold temperature, melt temperature, and injection time based on the selected material and part geometry.
MS
MANUAL SKETCH / Activates the sketch environment of a part where you can draw an insert sketch.
NM
CREATE MOLD DESIGN / Creates mold design.
PF
PART FILL ANALYSIS / Reveals information about the flow of polymer through parts.
PH
CREATE PLANAR PITCH / Creates planar pitch.
PI
PLACE INSERT / Places a previously generated insert in the mold assembly.
PP
PLASTIC PART/ Places one or more parts into a Mold Design project.
PR
SET PLOT PROPERTY / Sets plot property.
PS
CREATE PATCHING SURFACE / Creates patching surface.*
PS
MOLD PROCESS SETTINGS / Opens mold process settings.*
PT
PATTERN / Duplicates one plastic part and arranges the resulting occurrences in a rectangular, circular, or variable pattern.
RN
RUNNER / Creates a runner.
RR
RADIATE RUNOFF SURFACE / Creates, edits, or deletes a radiated runoff surface.
RS
CREATE RUNOFF SURFACE / Creates a runoff surface.
SA
SLIDER / Creates a standard slider.
SB
SPRUE BUSHING / Creates a custom or vendor sprue bushing.
SK
MOLD SHRINKAGE / Estimates the percentage of shrinkage that occurs based on the mold dimensions.*
SK
PART SHRINKAGE / Estimates the percentage of shrinkage on an individual part.*
SL
LOCK SET / Creates a side lock or an interlock.
SM
SELECT MATERIAL / Selects material.
SP
SECONDARY SPRUE / Provides the means to add a new secondary sprue to the mold design and to edit, delete, and adjust the dimensions of the secondary sprue.
UM
USER MOLD BASE / Places a user-defined mold base.
WP
WORKPIECE POCKET / Creates pockets for a rectangular workpiece.
Part
1
TOGGLE SMOOTH / Activates the toggle smooth command.
E
EDIT FORM / Edits an existing form to add, remove, or modify controls.
Placed Features
CH
CHAMFER / Creates a chamfer.
DE
DIRECT EDIT / Allows you to make quick edits to existing solids.
EF
END FILL / Adds a weld end fill annotation in a drawing view or on a 3D weld bead to represent the hatched or filled region indicating the end of a weld bead.
F
FILLET / Creates a fillet in part and assembly files.
GW
GROOVE WELD / Creates a groove weld feature in a weldment assembly that connects two face sets with a solid weld bead.
MI
MIRROR / Creates a mirror feature.
Q
CREATE IMATE / Displays the Create iMate dialog box, for developing iMates.
RP
RECTANGULAR PATTERN / Creates rectangular pattern of feature.
S
2D SKETCH / Activates the 2D Sketch command.
S3
NEW SKETCH / Activates the 3D Sketch command.
SH
SHELL / Removes material from a part interior, creating a hollow cavity with walls of a specified thickness.
TH
THREAD / Creates threads in holes or on shafts, studs, or bolts.
W
FILLET / Activates the Fillet tool.
WS
WELDING SYMBOL / Provides annotation and acts as a grouping mechanism by referencing multiple beads with a single welding symbol.
Presentation
CV
CREATE VIEW / Adds a new presentation view.
T
TWEAK COMPONENTS / Tweaks components in a presentation.
Sheet Metal
BE
BEND / Creates a bend.
CC
CORNER CHAMFER / Activates the corner chamfer command.
CF
CONTOUR FLANGE / Creates a contour flange.
CR
CORNER ROUND / Adds fillets or rounds to one or more corners of a sheet metal part.
CS
CORNER SEAM / Defines the corner seams you add to sheet metal faces.
FA
FACE / Creates a sheet metal face.
FO
FOLD / Defines the fold in a sheet metal face along a sketched line that terminates at face edges.
HEM
HEM / Creates a folded hem along sheet metal edges.
PT
PUNCHTOOL / Defines the punch of a 3D shape into a sheet metal face.
ST
SHEET METAL DEFAULTS / Changes the options and parameters for the active sheet metal part from those options defined by the selected Sheet Metal Rule.
Sheet Metal
BE
BEND / Creates a bend.
CC
CORNER CHAMFER / Activates the corner chamfer command.
CF
CONTOUR FLANGE / Creates a contour flange.
CR
CORNER ROUND / Adds fillets or rounds to one or more corners of a sheet metal part.
CS
CORNER SEAM / Defines the corner seams you add to sheet metal faces.
FA
FACE / Creates a sheet metal face.
FO
FOLD / Defines the fold in a sheet metal face along a sketched line that terminates at face edges.
HEM
HEM / Creates a folded hem along sheet metal edges.
PT
PUNCHTOOL / Defines the punch of a 3D shape into a sheet metal face.
ST
SHEET METAL DEFAULTS / Changes the options and parameters for the active sheet metal part from those options defined by the selected Sheet Metal Rule.
Sketch
A
BASELINE SET, ANIMATE, ARC / Activates the Baseline Set, Animate, or Arc tool, depending on the work environment.
A3
THREE POINT ARC / Draws a three-point arc using dynamic input.
AD
AUTO DIMENSION / Prompts the Auto Dimension dialog box.
BE
BEND / Creates a bend.
CE
CENTER POINT CIRCLE / Draws a center point circle using dynamic input.
CH
CHAMFER / Creates a chamfer.
CP
CIRCULAR PATTERN / Creates circular pattern of sketch geometry.
EL
ELLIPSE / Creates an ellipse with a center point, a major axis, and a minor axis that you define.
EX
EXTEND / Makes surfaces larger in one or more directions.
FI
FILLET / Adds fillets or rounds to one or more edges of a part, between two face sets, or between three adjacent face sets.
H
FILL/HATCH SKETCH REGION / Hatches or color fills an enclosed boundary in a drawing sketch.
I
VERTICAL / Activates the vertical constraint tool.
L
LINE / Creates a line or arc.
MI
MIRROR / Mirrors sketch geometry about a selected plane.
MO
MOVE / Moves selected sketch geometry from point to point, or move a copy of the geometry.
O
OFFSET / Duplicates selected sketch geometry, and positions it an offset distance from the original.
PO
POINT, CENTER POINT / Sketches points and center points.
POL
POLYGON / Creates polygon shapes.
REC
TWO POINT RECTANGLE / Draws a two-point rectangle using dynamic input.
REC3
THREE POINT RECTANGLE / Draws a three-point rectangle using dynamic input.
RO
ROTATE COMPONENT / Activates the Rotate Component command.
RP
RECTANGULAR PATTERN / Creates rectangular pattern of sketch geometry.
SP
SPLINE / Creates a spline.
TC
TANGENT CIRCLE / Creates circle tangent to three lines.
X
TRIM / Activates the Trim command.
Sketch Features
BP
BEND PART / Bends a portion of a part.
E
EXTRUDE / Extrudes a profile.
H
HOLE / Creates a hole in a feature.
LO
LOFT / Creates lofted features or bodies by blending multiple profiles into smooth shapes between the profiles or part faces.
R
REVOLVE / Revolves a sketch.
SW
SWEEP / Creates a sweep feature.
Stress Analysis
A
ANIMATE RESULTS / Animates the selected simulation results.
AC
AUTOMATIC CONTACTS / Compares automatic contacts.
BC
BOUNDARY CONDITIONS / Toggles display of all boundary conditions.
BE
BEARING LOAD / Applies a bearing load to a full or partial cylindrical surface. BO BODY LOAD / Defines angular velocity or angular or linear acceleration for the model.
CC
COLOR BAR / Displays the Color Bar settings dialog box where you adjust the color bar display parameters. CF FIXED CONSTRAINT / Applies a fixed constraint on selected faces, edges, or vertices.
CP
CONVERGENCE PLOT / Displays the plot within a dialog box.*
CP
PIN CONSTRAINT / Sets the pinned constraint origin and offset.*
CS
FRICTIONLESS CONSTRAINT / Applies a frictionless constraint on selected faces.
CT
CONTOUR SHADING / Displays color changes using a strict banding between colors.
FO
FORCE LOAD / Applies a force of the specified magnitude to the selected faces, edges, or vertices.
GR
GRAVITY LOAD / Creates a gravity load.
MAT
ASSIGN MATERIALS / Opens the assign materials dialogue box to assign materials to a component.
MAX
MAXIMUM RESULT / Turns on and off the display of the point of maximum result in the mode.
MC
MANUAL CONTACT / Adds manual contact conditions to selected geometry elements.
MIN
MINIMUM RESULT / Turns on and off the display of the point of minimum result in the model.
ML
LOCAL MESH CONTROL / Adds a local mesh control.
MO
MOMENT LOAD / Applies a load of the specified magnitude around the axis and perpendicular to the face.
MS
MESH SETTINGS / Specifies the mesh sizing and coarseness.
MV
MESH VIEW / Displays the element mesh used in the solution with the result contours. Also displays the mesh over the undeformed model.
N
CREATE SIMULATION / Creates new simulation.
NP
NO SHADING / Turns off the Shaded Results display.
P
PROBE / Activates the Probe command. You place probes as needed in areas of interest to display the stress values for that point.
PL
PROBE LABELS / Toggles the visibility of probe labels.
PR
PRESSURE LOAD / Pressure load.
R
REPORT / Generates a report.
RF
REMOTE FORCE LOAD / Applies a force of the specified magnitude to the selected face.
S
SIMULATE / Runs a simulation.
SC
RESULT DISPLACEMENT SCALE / Adjusts displacement scale. SET STRESS ANALYSIS SETTINGS / Activates the stress analysis settings dialog box.
SM
SMOOTH SHADING / Displays color changes using a blended transition.
SS
SAME SCALE / Maintains the same scale while viewing different results.
T
PARAMETRIC TABLE / Accesses the parametric table to specify design constraints and parameter ranges.
Tools
LA
EDIT LAYERS / Specifies a layer name and attributes for common display properties of drawing objects.
M
MEASURE DISTANCE / Opens the Measure Distance window.
OP
APPLICATION OPTIONS / Opens the Application Options settings.
SE
EDIT STYLES / Style and Standard Editor.
Tube & Pipe
AT
TUBE & PIPE AUTHORING / Authors an iPart or a normal part for publishing to the Content Center Library.
CF
CONNECT FITTINGS / Connects existing fittings.
DR
DERIVED MOTION / Creates or edits a derived route.
ES
EDIT BASE SKETCH / Edits the base 3D sketch.
HL
HOSE LENGTH / Edits hose length by changing end tangency weights.
IG
INCLUDE GEOMETRY / Introduces reference geometry to the route sketch.
IN
INSERT NODE / Inserts route node into segment.
IO
ISOGEN OUTPUT / Saves a file with a specified name and ISOGEN file type.
MN
MOVE NODE / Drags node to a new location.
MS
MOVE SEGMENT / Drags segment to a new location.
NR
NEW ROUTE / Adds new rigid piping and bent tubing routes to a pipe run.
PF
PLACE FITTING / Picks up a fitting from your project work space to place into the active run.
PR
CREATE PIPE RUN / Creates pipe run.*
PR
POPULATE ROUTE / Populates route.*
RT
ROUTE / Starts or continues route definition.
ST
TUBE AND PIPE STYLES / Copies and modifies existing style definitions and delete styles you no longer use.
WT
GROUNDED WORK POINT / Grounded Work Point.
View
ORBIT
FREE ORBIT / Rotates a model about the center of the screen or about axes in model space.
PAN
PAN / Pans the view.
VC
VIEWCUBE / Toggles the view of the ViewCube.
Z
ZOOM WINDOW / Zooms in on a specified area.

sponsor

/